JAKARTA – Belum lama berselang, surat tugas sebagai calon gubernur diserahkan PDIP kepada Edy Rahmayadi, di Medan, Sabtu (10/8/2024). Kemarin, Rabu (14/8/2024) di Kantor DPP PDI Perjuangan Jakarta, Edy Rahmayadi secara resmi diusung dengan penyerahan surat rekomendasi oleh Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarno Putri. Meski belum dalam bentuk B1KWK, yang digunakan saat mendaftarkan pasangan calon di KPUD.
Melalui proses dan tahapan penjaringan dan penyaringan PDIP, Edy Rahmayadi akhirnya dipanggil dan dipilih untuk maju di Pilkada Sumut, Rabu (27/11/2024).
Berikut sejumlah pertimbangan yang kami yakini menjadi alasan PDIP mendukung Edy Rahmayadi, yakni:
Pertama, bahwa Edy Rahmayadi satu- satunya warga negara Indonesia yang berani, bernyali, dalam menghadapi menantu presiden. Meski sebelumya dikritik, Edy Rahmayadi menyatakan bukan hanya mantu presiden, kalau boleh mantu malaikat pun akan dilawan.
Kedua, bahwa Edy Rahmayadi memiliki pengalaman sebagai gubernur Sumatera Utara (2018-2023). Meski bukan anak, menantu, atau cucu presiden, Edy dipilih mayoritas warga Sumatera Utara pada Pilgub Sumut 2018 mengalahkan calon PDIP, Djarot Saiful Hidayat- Sihar Sitorus.
Ketiga, bahwa Edy Rahmayadi dinilai sebagai sosok yang bersih. Namanya tidak pernah disebut dalam persidangan di pengadilan tindak pidana korupsi baik terkait APBN, APBD apalagi menyangkut pengelolaan tambang. Edy Rahmayadi dan istrinya tidak terkait “Blok Sumut” menyangkut izin usaha pertambangan (IUP), maupun penyeludupan nikel.
Keempat, bahwa Edy Rahmayadi dinilai mampu merawat dan mengelola dinamika politik Sumut. Proses politik di DPRD Provinsi Sumatera Utara berjalan dengan baik karena seluruh aspirasi politik melalui pokok- pokok pikiran DPRD diakomodasi dan difasilitasi. Jika Pilkada digelar hari ini, maka dapat dipastikan 100 anggota DPRD Provinsi Sumut akan memilih Edy Rahmayadi.
Kelima, bahwa Edy Rahmayadi dinilai mampu mengelola provinsi para ketua dengan baik. Semua Ormas, OKP, dan kelompok aspirasi masyarakat lainnya dibuat tertib. Fasilitasi dana hibah sesuai ketentuan dari APBD Provinsi melalui biro kesejahteraan sosial kepada Ormas dan kelompok masyarakat aman dan tertib.
Keenam, bahwa Edy Rahmayadi memiliki gaya komunikasi publik yang terbuka, khas Sumut. Meski latar belakang militer, Edy Rahmayadi justru mampu berkelakar, egaliter, spontan, dan menarik bagi media pers. Edy Rahmayadi tanpa fasilitas VVIP berupa pasukan pengaman gubernur (Paspamgub) yang membuatnya tidak berjarak kepada siapapun.
Ketujuh, bahwa meski Edy Rahmayadi kerap dikritik, didemo oleh aktivis gerakan mahasiswa, belum pernah ada aktivis mahasiswa di Medan dan Sumut yang dijebak dengan suap melalui staf maupun pejabat di lingkungannya. Tidak ada aktivis gerakan mahasiswa di Medan dan Sumut yang di- OTT- kan oleh staf Edy Rahmayadi akibat kritik dan demo.
Kedelapan, bahwa Edy Rahmayadi loyal dan royal kepada semua partai politik pendukungnya. Sejumlah fasilitas dan kantor partai politik pendukungnya (yang lama) pernah disewa, difasilitasi oleh Edy Rahmayadi. Maka pernyataan Edy Rahmayadi pada Apel Siaga Satgas PDI Perjuangan Sumut, Sabtu (10/8/2024) bahwa dirinya bukan tipe penghianat adalah deklarasi kesetiaannya kepada PDIP.
Edy Rahmayadi dengan seluruh rekam jejak, masa lalu, dan pengalamannya tentu tidak sempurna. Namun atas semua pertimbangan yang matang DPP PDIP akhirnya memberinya rekomendasi. Maka menjadi kewajiban dari seluruh kader PDIP mensosialisasikan Edy Rahmayadi kepada warga Sumut. Selamat berjuang, Satyam Eva Jayate!
Sutrisno Pangaribuan
Kader PDIP Presidium Satgas Anti Kecurangan Pilkada