BiruKuningNews – Sri Sultan Hamengku Buwono X menanggapi serius penyebutan ‘Raja Jawa’ dalam pidato perdana Bahlil Lahadalia, Ketua Umum Partai Golkar.
Dalam pidato tersebut, Bahlil memperingatkan kader Golkar untuk tidak main-main dengan ‘Raja Jawa’, yang secara luas dianggap merujuk pada Sultan HB X.
Sultan HB X dengan tegas menolak untuk terlibat dalam polemik politik tersebut. la menegaskan bahwa dirinya tidak akan ikut campur lebih lanjut terkait isu ini.
“Urusannya apa dengan pidato Raja Jawa itu? Tidak tahu saya,” ujar Sultan HB X saat menghadiri Rapat Koordinasi Penyelenggaraan Pilkada 2024.
Meskipun Sultan telah meninggalkan politik sejak Undang-Undang Keistimewaan DIY diterbitkan, penyebutan ‘Raja Jawa’ dianggap sebagai penghinaan terhadap posisi Sultan HB X.
Sultan menolak untuk membahas lebih lanjut, menekankan bahwa istilah tersebut menyentuh hal yang sensitif dan merendahkan martabat sebagai raja.
Sultan HB X secara jelas menunjukkan kekecewaannya atas pernyataan tersebut. Banyak pihak menilai penyebutan Raja Jawa dalam pidato itu melanggar batas kesopanan dalam diskursus politik.
Bahlil Lahadalia tetap merahasiakan sosok yang dimaksud sebagai ‘Raja Jawa’, meninggalkan ketegangan dan spekulasi di publik. (*)