
BIRUKUNINGNEWS.COM, TANJUNG SELOR – Peringatan Hari Antikorupsi Sedunia (HARKODIA) kembali menjadi pengingat keras bahwa korupsi bukan sekadar pelanggaran hukum, tetapi kejahatan yang merampas masa depan, merusak kepercayaan publik, dan melumpuhkan pembangunan. Tidak terkecuali di Kalimantan Utara, ancaman korupsi menjadi bayang-bayang yang selalu harus diwaspadai.
HARKODIA yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bertujuan memantik kesadaran global untuk menghentikan praktik korupsi yang telah menjadi musuh bersama negara-negara di dunia.
PBB menegaskan bahwa korupsi memiliki hubungan langsung dengan perdamaian, keamanan, dan pembangunan sebuah bangsa serta sebuah tanda bahwa dampaknya jauh lebih mematikan daripada yang terlihat di permukaan.
Pemerintah, sektor swasta, lembaga non-pemerintah, media, hingga masyarakat sipil di seluruh dunia didorong untuk terlibat aktif.
Indonesia, sebagai negara yang telah meratifikasi Konvensi PBB Antikorupsi (UNCAC), setiap tahun memperingati HARKODIA sebagai bentuk komitmen melawan kejahatan yang kerap dilakukan secara sistematis, terselubung, dan merusak sendi pemerintahan.
Ketua DPRD Kalimantan Utara, Achmad Djufrie, menegaskan bahwa DPRD Kaltara berkomitmen penuh memperkuat tata kelola pemerintahan yang bersih dan transparan.
“Dengan tema ‘Satukan Aksi Basmi Korupsi’, kami ingin mengajak seluruh elemen masyarakat untuk memperkuat integritas serta mendorong pemerintahan yang jujur, terbuka, dan bertanggung jawab,” ujarnya.
Ia menambahkan, pemberantasan korupsi tidak bisa hanya dibebankan kepada aparat penegak hukum. Tanpa keterlibatan publik, pengawasan sosial, dan keberanian masyarakat melaporkan penyimpangan, praktik korupsi akan terus menemukan celah untuk tumbuh.
Momentum HARKODIA 2025 ini diharapkan menjadi titik balik untuk memperkuat kesadaran bahwa korupsi bukan sekadar isu nasionalnamun ancaman nyata yang bisa hadir di mana saja, termasuk di daerah.
Dengan bersatu dalam aksi dan komitmen, Kaltara menegaskan tekadnya: membangun daerah maju dan berkeadilan hanya mungkin jika korupsi diberantas dari akar-akarnya.
Korupsi bukan budaya. Korupsi bukan kebiasaan. Korupsi adalah pengkhianatan. Dan HARKODIA adalah saatnya semua pihak kembali mengingat itu. (adv/Eka)
